BudayawanEmha Ainun Najib, yang akrab disapa Cak Nun, mencontohkan pengucapan salam antarumat adalah contoh hambatan yang masih kerap terjadi. “Kalimat assalamualaikum, misalnya, seolah-olah hanya menjadi milik umat Islam, padahal semua umat boleh mengucapkannya sekaligus membalas salam ini,” kata Cak Nun. (Kompas, 10 Agustus
Pluralismeadalah suatu sikap menghargai, mengakui, memelihara dan bahkan memperkaya atau melestarikan keadaan yang bersifat pural. Dalam konteks agama pluralisme adalah sesuatu yang mengacu pada teori atau sikap bahwa semua agama meskipun jalannya berbeda tetapi sama-sama menuju kepada sesuatu yang terakhir yakni Tuhan.
IwanSetiadi. -. Jumat, 20 Desember 2013 | 17:18. 347. Hari ini Kementerian Perdagangan mengeluarkan Peraturan Menteri Perdagangan Permendag No 70/M-DAG/PER/12/2013 Tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern. Permendag ini menyempurnakan Peraturan sebelumnya
Vay Tiền Nhanh. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Kritik dalam sebuah negara demokratis itu wajib. Tanpa kritik, negara akan dikelola dengan ngawur. Dengan kritik, negara akan selalu diingatkan pada jalan yang seharusnya. Kritik beda dengan hinaan. Kritik dilandasi dengan landasan yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan. Hinaan hanya lampiasan emosi belaka. Jangan jadi pejabat kalau tak mau dikritik. Karena pejabat akan menerapkan kebijakan. Dan setiap kebijakan akan multidampak. Jangan juga berharap kritik membangun seperti yang didengungkan oleh rezim Soeharto hanya untuk membungkam setiap kritik. Bangunlah dengan kritik bukan berharap pada kritik yang membangun. Jangan pula teriak teriak bahwa setiap kritik harus disertai solusi. Pejabat yang harus mencari solusi. Digaji besar memang untuk itu. Jangan pula menggerakkan buzzer untuk membunuh para pengkritik. Apalagi menggerakkan aparatur negara. Kalau seperti itu, sudah bukan negara demokratis lagi. Sudah menjadi otoriter. Cak Nun atau Emha Ainun Najib sudah saya kenal sejak masih kuliah. Kritiknya terhadap rezim Soeharto cukup pedas. Sehingga wajar, jika anak muda kuliahan banyak yang mengidolakan beliau. Tulisan tulisannya juga sangat kritis. Yang paling saya ingat adalah tulisan beliau yang selalu muncul di tabloid "Detik". Tabloid besutan Eros Jarot dan Gus Dur. Tabloid yang paling berani menayangkan tulisan tulisan yang berupa kritik terhadap rezim orba. Cak Nun masih kritis hingga hari ini. Kritik yang paling akhir terhadap Jokowi memunculkan hujatan dari para buzzer. Seolah olah Cak Nun hanya mengkritik Jokowi. Padahal, Gus Dur yang menjadi teman baiknya pun berkali-kali dikritisinya. Kritik Cak Nun adalah kritik dari salah satu anak bangsa yang peduli pada nasib bangsanya. Sebaiknya kritik itu dipergunakan untuk perbaikan dalam pengelolaan negara. Jangan sampai kritik dibungkam di negeri ini. Pembungkaman kritik berarti kematian untuk akal sehat. Lihat Politik Selengkapnya
SOLO - Ada momen kocak yang terjadi saat Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto bersua Cak Prabowo Subianto menghadiri acara doa bersama Cak Nun & Kiai Kanjeng pada Selasa, 27 Desember 2022. Prabowo menyampaikan pidato dengan berbagai tema, salah satunya tentang bagaimana Presiden Joko Widodo sedang berjuang untuk membuat rakyat pidatonya, Prabowo juga mengakui kualitas Jokowi yang sempat menjadi rivalnya di Pemilu sebelumnya. "Pemerintahan yang dipimpin Pak Jokowi ini, saya sangat mendukung," ujar Prabowo."Dulu saya rivalnya Pak Jokowi, gini-gini saja calon Presiden. Meski gak jadi tapi lumayan Menteri Pertahanan sekarang."Prabowo kemudian menjelaskan mengapa dirinya yang semula menjadi oposisi berubah menjadi koalisi. Menurut Pak Menhan, hal tersebut lantaran Indonesia menganut asas kekeluargaan."Saya keliling seluruh dunia, mereka kaget, mereka tidak paham, kok bisa dulu rival sekarang jadi anak buah. Kenapa? ya karena bangsa Indonesia mengutamakan kekeluargaan," katanyaKomentar Cak NunSetelah selesai pidato, Cak Nun dan Prabowo sedikit berbincang-bincang. Dalam perbincangan tersebut, Cak Nun mengungkit kembali momen pilpres saat Prabowo Subianto kalah dari Joko Nun bahkan menyebut tentang manipulasi penghitungan suara."Kita hormati beliau datang ke sini, apalagi dengan pengingat tonggak trowulan dulu pernah bikin, 4000 orang kumpul di istana Mojopahit. Itu tahun 2014 menjelang pilpres dia akan menang tapi dimanipulasi," kata Can sedikit panik, Prabowo kemudian memberikan lambaian tangan simbol ketidaksetujuan."Saudara-saudara sekalian, yang penting Indonesia bersatu," kata Prabowo yang kemudian ditimpali Cak Nun "Ya kalau sejak dulu begitu, gak usah nyapres aja".Komentar Cak Nun ini disusul dengan gelak tawa hadirin yang datang. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Editor Hesti Puji Lestari Konten Premium Nikmati Konten Premium Untuk Informasi Yang Lebih Dalam
Cak Nun menunjukkan kelasnya sebagai budayawan yang tidak takut bersuara. Ia tegas menyematkan 2 gelar buruk yang selama ini diperankan oleh Ahok dan membeberkan perannya dalam berbagai proyek siluman di negeri ini. Cak Nun ilustrasi-Harian Indo Budayawan kondang Emha Ainun Najib alias Cak Nun menunjukkan posisinya dalam gelaran Pilkada DKI Jakarta, Rabu, 15 Februari 2017 esok. Penulis buku Slilit Sang Kiai ini tegas menyematkan 2 gelar buruk untuk Basuki Tjahja Purnama alias Ahok dan mengungkap perannya dalam berbagai proyek yang menggerogoti bangsa Indonesia ini. Mulut Bensin "Nah, kalau pilih cagub, jangan yang mulutnya bensin," ujar Cak Nun yang disambut tawa para hadirin. Menurut Cak Nun, mulut bensin ini bisa mengakibatkan terbakarnya kedamaian dan kesantunan yang terjalin lama di bumi Nusantara ini. Cak Nun juga mengingatkan agar warga Jakarta mampu melalui ujian pemilihan cagub dan cawagub, sebab hal itu tak ubahnya check point saat seseorang hendak masuk ke SMA. Dengan tegas, Cak Nun juga menyematkan gelar gobl*k bagi warga DKI Jakarta yang salah pilih dengan mencoblos si mulut bensin. Dalam acara yang lain, Cak Nun menegaskan peran Ahok dalam berbagai proyek di DKI Jakarta. Ia menyebut, Ahok merupakan koordinator lapangan yang memilik bos-bos besar di belakangnya. "Ahok ini kan korlapnya," tegas Cak Nun, tanpa takut. Ia juga menjelaskan, pihak pengembang dan para bosa besar itu akan menanggung rugi ratusan bahkan ribuan triliun jika Ahok tidak terpilih sebagai Gubernur di DKI Jakarta. Dengan demikian, para pengembang dan bos besar mengerahkan seluruh kemampuan terbaik demi menangnya cagub yang resmi dinyatakan sebagai terdakwa dalam dugaan kasus penistaan agama ini. [Om Pir/Tarbawia]
komentar cak nun tentang ahok