Menyajikanhasil jenis penyakit yang mengumpulkan data pengumpulan data pernah ditangani tentang berbagai jenis dalam bentuk tabel puskesmas informasi (banyaknya: dan grafik 3.1.b mendaftar banyaknya kepala keluarga, penderita penderita masing- berbagai penyakit, anak masing penyakit lahir dalam suatu kurun berdasarkan waktu, orang meninggal
Selanjutnyabila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakuan dengan observasi (pengamatan), interview (wawancara), dokumentasi dan gabungan/triangulasi. (Sugiyono, 2010 2.5 METODE PENGUMPULAN DATA A. Manusia Sebagai Instrument utama Dalam Penelitian Kualitatif
instrumenpengumpulan data, dan proposal PTK). Termasuk juga pengamatan secara cermat pelaksanaan skenario . dengan cara mengintervensi kegiatan agar dapat memperbaiki .
cash. - Pengumpulan data dalam penelitian merupakan kegiatan memperoleh informasi demi bisa menjawab pertanyaan penelitian. Data yang sudah dikumpulkan nantinya akan melewati proses analisis sebelum akhirnya dibandingkan dengan hipotesis pendapat awal peneliti tentang masalah yang diteliti. Dalam pelaksanaannya, pengumpulan data penelitian dapat dilakukan dengan alat-alat tertentu sesuai metode pengumpulan datanya. Menurut situs Program Studi Informatika UC, alat tersebut meliputi kuesioner pertanyaan, pedoman wawancara sebelum melakukan wawancara, kamera untuk mendokumentasikan data, dan beberapa alat pengumpulan data lainnya. Selain itu, terdapat beberapa metode atau teknik yang bisa digunakan untuk melakukan pengumpulan data. Lantas, apa saja metode pengumpulan data tersebut? Metode Pengumpulan Data Mengacu tulisan di situs Universitas Medan Area, metode pengumpulan data yang tepat punya peran penting agar penelitian bisa berjalan lancar dan sistematik. Dalam beberapa kasus, ada masalah yang terjadi di mana satu metode saja tidak cukup untuk menyelesaikan penelitian. Maka, kadang ada penelitian yang menggunakan lebih dari satu metode pengumpulan data. Berikut metode pengumpulan data tersebut 1. Wawancara Teknik ini dilakukan dengan cara mengobrol langsung dengan narasumber yang sekiranya terkait dengan penelitian. Wawancara seiring berkembangnya zaman sudah bisa dilakukan secara daring lewat internet. Namun, untuk beberapa kasus juga tak bisa dilakukan secara daring lantaran narasumber tidak punya alat komunikasi. Ketika itu terjadi, peneliti musti memperoleh data dengan memberikan pertanyaan secara tatap muka. 2. Observasi Teknik observasi dilakukan peneliti langsung di tempat objek yang diteliti. Di sana, peneliti bisa mengamati secara langsung kehidupan masyarakat, para responden, hingga budaya yang terjadi di sana. Setelah itu, biasanya peneliti akan mencatat beberapa hal yang memang diperlukan dalam penelitiannya. Jika perlu, pendokumentasian terkait objek penelitian juga musti diambil, misalnya dengan menyimpan foto. 3. Angket atau Kuesioner Mengenai teknik kuesioner, peneliti bisa melakukannya dengan memberi selebaran kertas kepada masyarakat yang menjadi objek penelitian. Selain itu, penggunaan media internet untuk encari responden juga bisa dilakukan. Setelah memberikan selebaran atau pertanyaan lewat internet, data akan dikumpulkan peneliti. Lali, dianalisis sebelum akhirnya menjadi hasil penelitian. 4. Studi Dokumen Pada metode ini, peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara melihat dokumendokumen yang terkait dengan penelitiannya. Dokumen ini dibagi menjadi dua kategori, yakni primer dan sekunder. Untuk dokumen primer, data dikumpulkan dengan melihat hasil tulisan narasumber sebagai orang yang terlibat peristiwa. Sedangkan sekunder, bisa mengacu pada catatan orang lain terhadap orang atau sesuatu yang diteliti. 5. Eksperimen Selain empat metode di atas, metode eksperimen hadir ketika penelitian terhadap sesuatu yang memang butuh eksperimen berlangsung. Dengan kata lain, metode ini memerlukan adanya tindakan berkali-kali dari peneliti untuk melihat data. Sebut saja penelitian soal kimia, perbandingan bahan-bahan akan diuji berkali-kali. Selain itu, penelitian tentang bencana longsor, pengukuran terhadap curah hujan dan kondisi tanah sekitar musti juga Bentuk-Bentuk Penelitian Etnografi dan Metode Pengumpulan Datanya Mengenal Teknik Pengumpulan Data Kualitatif dan Kuantitatif - Pendidikan Kontributor Yuda PrinadaPenulis Yuda PrinadaEditor Dhita Koesno
Langkah pertama menulis laporan hasil pengamatan adalah membuat judul laporan sesuai dengan yang di amati Langkah pertama menulis sebuah laporan hasil pengamatan adalah membuat judul laporan sesuai dengan yang di amati. Contoh dari judul ini, misalnya Laporan Hasil Pengamatan Tanaman Tomat Selama 3 Bulanâ. Setelah menuliskan judul, kemudian menyusun kalimat pembuka. Kalimat pembuka laporan hasil pengamatan berisi uraian yang mengantarkan kepada para pembaca laporan penelitian kepada permasalahan yang diteliti. Kalimat pembuka laporan hasil pengamatan juga berisi ungkapkan ucapan terima kasih dan apresiasi peneliti kepada pihak-pihak yang telah berjasa dalam menyelesaikan penelitian ilmiahnya. Contoh kalimat pembuka laporan hasil pengamatan, sebagai berikut iniPuji dan syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Eda atas limpahan berkah dan rahmatNya, tim peneliti dapat menyelesaikan laporan hasil pengamatan yang berjudul âLaporan Hasil Pengamatan Tanaman Tomat Selama 3 Bulanâ. Jadi, langkah pertama menulis laporan hasil pengamatan adalah menulis judul dan kalimat pembuka. Lalu, apa tujuan laporan hasil pengamatan atau observasi? Tujuan menulis laporan secara sederhana adalah untuk mencatat, memberitahukan, dan merekomendasikan hasil penelitian. Oleh karena itu, laporan yang ditulis merupakan dokumen yang dapat dijadikan acuan, serta dapat diketahui oleh umum, terutama oleh peneliti lain atau rekan sejawat yang barangkali mengalami masalah yang sama dengan yang dilaporkan. Secara lengkap, kerangka isi laporan hasil penelitian/pengamatan berisi1 JUDUL, Pernyataan mengenai maksud penulisan laporan penelitian2 Nama dan tim peneliti3 KATA PENGANTAR4 ABSTRAK5 DAFTAR ISI6 DAFTAR TABEL7 DAFTAR GAMBAR8 DAFTAR LAMPIRAN9 BAB I. PENDAHULUAN10 BAB II TELAAH KEPUSTAKAAN/KERANGKATEORETIS Diberi judul sesuai dengan isi Bab II11 BAB III. METODE PENELITIAN12 BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN13 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI14 DAFTAR PUSTAKA15 LAMPIRAN-LAMPIRAN16 RIWAYAT HIDUP Sistematika Penyajian Laporan Pengamatan Ilustrasi laporan hasil pengamatan atau laporan observasi yang harus bersifat faktual. Foto Sistematika laporan umumnya terdiri dari 3 bagian yaitu awal, pokok, dan akhir. Selanjutnya tulisan ini memaparkan 3 bagian tersebut BAGIAN AWAL Bagian awal laporan penelitian terdiri dari halaman judul, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan daftar lampiran. BAGIAN POKOK Bagian pokok laporan penelitian terdiri dari 5 bab, yaitu Bab I Pendahuluan, Bab II Kajian Pustaka, Bab III Metode Penelitian, Bab IV Pelaksanaan dan Hasil Penelitian serta Pembahasan, Bab V Penutup. Bagian pendahuluan adalah bab pertama laporan penelitian yang mengantarkan pembaca untuk mengetahui ikhwal topik penelitian, alasan dan pentingnya penelitian. Oleh karena itu, bab pendahuluan memuat uraian tentang 1 latar belakang masalah penelitian, 2 identifikasi masalah 3 rumusan masalah, 4 tujuan penelitian, dan 5 kegunaan/manfaat penelitian. Pada bagian rumusan masalah dikembangkan dari identifikasi dan pembatasan masalah yang umumnya berbentuk kalimat tanya. Kalimat tanya pada rumusan masalah lebih terinci karena telah melalui identifikasi dan pembatasan masalah. Tujuan penelitian mengungkapkan apa yang hendak dicapai dengan penelitian. Rumusannya sejajar dengan rumusan masalah. Dirumuskan secara singkat dan jelas tentang apa yang ingin diatasi atau dicapai berdasarkan permasalahan dan cara pemecahan masalah yang dikemukakan. Dalam kerangka teoriris dinyatakan teori apa yang digunakan untuk landasan kerja penelitian. Teori itu bisa disusun sendiri secara elektik, bisa juga berupa teori yang digunakan oleh seorang ahli. Namun, teori apapun yang digunakan harus dipertanggung-jawabkan melalui kajian sejumlah pustaka yang juga memuat hasil penelitian dalam lingkup topik penelitian yang menggunakan teori terpilih ataupun yang menggunakan teori yang berbeda. Teori itu dikaji secara kronologis, dari yang lama sampai dengan yang mutakhir untuk menunjukkan kemajuan hasil penelitian sejalan dengan perkembangan teori. Dengan cara itu, diantara sederet teori, keunggulan teori yang dipilih sebagai landasan kerja penelitian menjadi tampak. Penyebutan nama teori saja tidaklah cukup. Prinsip-prinsip teori itu perlu diuraikan, termasuk pendekatan dan metode kerja teori itu. Variabel-variabel pembangun topik penelitian juga perlu diterangkan menurut pandangan teori yang dipilih itu. Untuk itu landasan teori merupakan pemaparan konsep-konsep berdasar pada pendapat orang lain kemudian dilakukan kajian, pada akhirnya dipaparkan menurut sudut pandang penulis dengan disertai cara mengukurnya. BAGIAN AKHIR Bagian akhir dari format laporan penelitian terdiri dari Daftar Pustaka dan lampiran-lampiran. Ada dua hal yang berkaitan dengan Daftar Pustaka/acuan, yaitu 1 Petunjuk pengacuan pada teks, dan 2 Penyusunan Daftar Pustaka. Tuliskanlah semua bacaan atau referensi yang dimuat dalam bagian pokok laporan ini. Teknik yang dipergunakan dalam menulis referensi, kita bisa menggunakan metoda penulisan yang telah diseragamkan oleh American Psychological Association APA. Unduh aplikasi di Google Play di Google News Pos terkaitPengaruh Kegiatan Produksi Bagi Distributor, Ini PenjelasannyaPrinsip-prinsip Demokrasi di Indonesia dan Sejarah Terbentuknya Demokrasi PancasilaDirektur Universitas Terbuka Daerah Ambon Bertemu Danlantamal IX Brigjen TNI Mar Said Latuconsina, Wujudkan Kemitraan Bidang Pendidikan TinggiPembagian Kewenangan pada Otonomi Daerah Antara Pemerintah Pusat dengan DaerahPuan Maharani Pemerintah Harus Jembatani Lulusan SMK dengan Pelaku IndustriIndonesia dan Polandia Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Ekonomi dan Pendidikan
Penelitian dapat diartikan sebagai suatu proses penyelidikan secara sistematis yang ditujukan pada penyediaan informasi untuk menyelesaikan masalah. Sebagai suatu kegiatan sistematis penelitian harus dilakukan dengan metode tertentu yang dikenal dengan istilah metode penelitian,yakni suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah ini harus didasari ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk pengumpulan data. Teknik dalam menunjuk suatu kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihat penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, ujian tes, dokumentasi, dan lain-lain. Peneliti dapat menggunakan salah satu atau gabungan teknik tergantung dari masalah yang dihadapi atau yang diteliti. Dalam penelitian ilmiah, agar data yang kita kumpulkan menjadi valid, maka kita harus mengetahui bagaimana cara-cara pengumpulan data dalam penelitian itu, sehingga data yang kita peroleh dapat menjadi pendukung terhadap kebenaran suatu konsep tertentu. Dan dalam kegiatan penelitian, keberadaan instrumen penelitian merupakan bagian yang sangat integral dan termasuk dalam komponen metodologi penelitian karena instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah yang sedang itu alat, sehingga instrumen penelitian itu merupakan alat yang digunakan dalam penelusuran terhadap gejala-gejala yang ada dalam suatu penelitian guna membuktikan kebenaran atau menyanggah suatu hipotesa-hipotesa tertentu. Suatu intrumen yang baik tentu harus memiliki validitas dan reliabilitas yang memperoleh instrumen yang baik tentu selain harus diujicobakan, dihitung validitas dan realibiltasnya juga harus dibuat sesuai kaidah-kaidah penyusunan instrumen. Menyusun instrumen merupakan suatu proses dalam penyusunan alat evaluasi karena dengan mengevaluasi kita akan memperoleh data tentang objek yang diteliti. Oleh karena itu, menyusun instrumen merupakan langkah penting dalam prosedur penelitian yang tak dapat dipisahkan antara yang satu terhadap yang lainnya. Hal ini dilakukan karena untuk menjaga kesinambungan data yang dikumpulkan dengan pokok permasalahan yang dibuat dalam rangka pengujian terhadap hipotesa-hipotesa yang dibuat. Berkaiatan dengan hal tersebut, pada pembahasan makalah ini akan diuraikan berbagai hal terkait dengan metode pengumpulan data. Menurut Suharsimi Arikunto 2000 134, instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang di pilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Sedangkan menurut Ibnu Hadjar 1996 160 berpendapat bahwa instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang variasi karakteristik variabel secara objektif. Instrumen pengumpul data menurut Sumadi Suryabrata 2008 52 adalah alat yang digunakan untuk merekam-pada umumnya secara kuantitatif-keadaan dan aktivitas atribut-atribut psikologis. Atibut-atribut psikol ogis itu secara teknis biasanya digolongkan menjadi atribut kognitif dan atribut non kognitif . Sumadi mengemukakan bahwa untuk atribut kognitif , perangsangnya adalah pertanyaan. Sedangkan untuk atribut non-kognitif, perangsangnya adalah pernyataan. Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan ol eh peneliti untuk mengumpulkan informasi kuantitat if tentang variable yang sedang diteliti. Proses Pengumpulan Data Proses pengumpulan data itu sendiri menurut Nan Lin pada umunya terdiri atas 8 tahap, sebagai berikut Tinjauan literatur dan konsultasi dengan ahli Pengumpulan data biasanya diawali dengan mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan masalah penelitian. Informasi- informasi tersebut dapat diperoleh melalui peninjau literatur yang relevan dan konsultasi dengan para ahli. Melalui usaha-usaha ini peneliti berusaha memahami benar-benar isu penelitian, konsep, dan variable-variabel yang dipergunakan oleh peneliti lain dalam mempelajari hal yang serupa di masa lalu, dan hipotesis-hopotesis yang pernah diteliti pada waktu lalu. Perlu juga dipahami ciri-ciri orang yang menjadi responden kita dalam penelitian. Mempelajari dan melakukan pendekatan terhadap kelompok masyarakat di mana data akan Maksudnya supaya peneliti yang bersangkutan dapat diterima di dalam kelompok masyarakat itu dan memahami berbagai kebiasaan yang berlaku di dalamnya. Untuk itu perlu dikaitkan pendekatan terhadap tokoh- tokoh yang bersangkutan. Membina dan memanfaatkan hubungan yang baik dengan responden dan lingkungannya Untuk maksud tersebut peneliti perlu mempelajari kebiasaan- kebiasaan respondennya termasuk cara mereka berpikir, cara mereka melakukan sesuatu, bahasa yang dipergunakan, waktu luang mereka, dan sebagainya. Uji coba atau pilot study Pengumpulan data didahului dengan uji coba instrumen penelitian pada sekelompok masyarakat yang merupakan bagian dari populasi yang bukan sample. Maksudnya untuk mengetahui apakah instrument tersebut cukup handal atau tidak, komunikatif, dapat dipahami, dan sebagainya. Merumuskan dan menyusun pertanyaan Setelah hasil uji coba itu dipelajari, disusunlah instrumen penelitian dalam bentuknya yang terakhir berupa pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan tujuan penelitian. Pertanyaan itu harus dirumuskan sedemikian rupa sehingga ia mengandung makna yang signifikan dan substansif. Mencatat dan memberi kode recording and coding Melalui instrumen penelitian yang telah dipersiapkan, dilakukan pencatatan terhadap data yang dibutuhkan dari setiap responden. Informasi- informasi yang diperoleh dari pencatatan ini diberi kode guna memudahkan proses analisis. Cross checking, validitas, dan reliabilitas Tahap ini terdiri atas cross checking terhadap data yang masih diragukan kebenarannya, serta memeriksa validitas dan reliabilitasnya. Pengorganisasian dan kode ulang data yang telah terkumpul supaya dapat dianalisis. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah langkah yang paling utama dalam proses penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang diperlukan disini adalah teknik pengumpulan data mana yang paling tepat, sehingga benar-benar didapat data yang valid dan reliable. Dalam suatu penelitian, langkah pengumpulan data adalah satu tahap yang sangat menentukan terhadap proses dan hasil penelitian yang akan dilaksanakan tersebut. Kesalahan dalam melaksanakan pengumpulan data dalam satu penelitian, akan berakibat langsung terhadap proses dan hasil suatu penelitian. Kegiatan pengumpulan data pada prinsipnya merupakan kegiatan penggunaan metode dan instrumen yang telah ditentukan dan diuji validitas dan reliabilitasnya. Secara sederhana, pengumpulan data diartikan sebagai proses atau kegiatan yang dilakukan peneliti untuk mengungkap atau menjaring berbagai fenomena, informasi atau kondisi lokasi penelitian sesuai dengan lingkup penelitian. Dalam prakteknya, pengumpulan data ada yang dilaksanakan melalui pendekatan penelitian kuantitatif dan kualitatif. Dengan kondisi tersebut, pengertian pengumpulan data diartikan juga sebagai proses yang menggambarkan proses pengumpulan data yang dilaksanakan dalam penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Pengumpulan data, dapat dimaknai juga sebagai kegiatan peneliti dalam upaya mengumpulkan sejumlah data lapangan yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian untuk penelitian kualitatif, atau menguji hipotesis untuk penelitian kuantitatif. Teknik pengumpulan data sangat ditentukan oleh metodologi penelitian, apakah kuantitatif atau kualitatif. Dalam penelitian kualitatif dikenal teknik pengumpulan data observasi, focus group discussion FGD, wawancara mendalam indent interview, dan studi kasus case study. Sedangkan dalam penelitian kuantitatif dikenal teknik pengumpulan data angket questionnaire, wawancara, dan dokumentasi. Beberapa teknik pengumpulan data secara umum 1. Observasi pengamatan Nasution 1998 menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui 1995 menyatakan bahwa âthrough observation, the researcher learn about behavior and the meaning attached to those behaviorâ melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut. Sanafiah Faisal 1990 membedakan observasi menjadi observasi berpartisifasi participant observastion, Observasi secara terang-terangan dan tersamar overt observastion and covert observastion, observasi yang tak berstruktur unstructured observation, masing-masing tipe dan jenis observasi tersebut digunakan sesuai dengan karakteristik objek material sumber data penelitian. Observasi Partisipatif participant observastion Observasi partisipatif merupakan seperangkat strategi dalam penelitian yang tujuannya adalah untuk mendapatkan data yang ini dilakukan dengan mengembangkan keakraban yang dekat dan mendalam dengan satu kelompok orang dilingkungan alamiah penelitian ini peneliti menetapkan sejumlah tujuan dan menempatkan dirinya sebagai bagian dari objek yang sedang di telitinya. Susan Stainback 1998, menyatakan bahwa âin participant observation, the researcher observes what people do, listen to what they say, and participates in their activitiesâ. Dalam observasi partisipatif, peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpartisipasi dalam aktivitas mereka. Dalam observasi partisipatif terdapat beberapa kategori peran partisipan yang terjadi di lapangan penelitian kualitatif. Menurut Junker terdapat beberapa macam kategori peran partisipan dilapangan yaitu Peran serta lengkap, yaitu peran pengamat dalam hubungan ini menjadi anggota penuh dari yang diamati. Pengamat akan memperoleh informasi tentang apapun dari yang diamati, termasuk yang barang kali yang dirahasiakan. Peran serta sebagai pengamat, yaitu peneliti dalam hubungan ini berperan sebagai pengamat ply on the wall. Statusnya sebagai anggota dalam hubungan ini sebenarnya hanya sebatas pura-pura saja, sehingga tidak melebur secara fisik maupun psikis dalam pengertian yang sesungguhnya. Pengamat sebagai pemeran serta, dalam hubungan ini peneliti sebagai pengamat ikut melakukan apa yang di lakukan oleh nara sumber sebagai yang teramati meskipun belum sepenuhnya. Pengamat penuh, dalam hubungan ini kedudukan pengamat dan yang diamati terpisah, informasi diteruskan satu arah saja, sehingga subjek tidak merasa diamati. Observasi Terus Terang atau Tersamar Pada uraian di atas telah dijelaskan bahwa ciri penelitian kualitatif diantaranya adalah untuk menemukan dan mengungkap fakta yang ada di lapangan secara alamiah natural setting. Konsekuensinya peneliti harus secara cermat dan bijaksana menerapkan teknik pengumpulan data di lapangan pada nara sumber, agar benar-benar data diperolehnya bersifat alamiah. Oleh karena itu dalam observasi peneliti dalam pengumpulan data âmenyatakan terus terang kepada sumber data kepada masyarakat yang ditelitinya, bahwa peneliti sedang melakukan observasi dalam penelitianâ. Pada tipe ini semua proses yang dilakukan oleh peneliti diketahui semuanya oleh orang yang diteliti. âTapi dalam suatu saat peneliti tidak terus terang atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk menghindari kalau suatu data yang dicari merupakan data yang masih dirahasiakan. Kemungkinan kalau dilakukan dengan terus terang, maka peneliti tidak akan diijinkan untuk melakukan observasi. Observasi Tak Berstruktur Dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan tidak terstruktur, karena fokus penelitian belum jelas. Fokus observasi akan berkembang selama kegiatan observasi berlangsung. Kalau masalah penelitian sudah jelas seperti dalam penelitian kuantitatif, maka observasi dapat dilakukan secara berstruktur dengan menggunakan pedoman observasi. Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan di observasi. Hal ini dikarenakan peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati. Dalam melaksanakan penelitian tidak menggunakan instrumen yang telah baku, tapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan. Selanjutnya Spradley 1980 mengatakan dalam penelitian kualitatif memiliki tahapan dan objek yang observasi, yaitu; Observasi deskriftif, Observasi terfokus, dan Observasi objek yang diobservasi adalah ruang tempat, pelaku aktor dan kegiatan aktivitas. Dari ketiga objek tersebut dapat dikembangkan lagi menjadi beberapa item pokok, yaitu; Ruang tempat dalam aspek fisiknya; Pelaku yaitu semua orang yang terlibat dalam situasi; Kegiatan, yaitu apa yang dilakukan orang dalam situasi itu; Objek, yaitu benda-benda yang terdapat di tempat itu; Perbuatan, yaitu tindakan-tindakan tertentu; Kejadian atau peristiwa, yaitu rangkaian kegiatan; Waktu, yaitu menyangkut urutan kegiatan, tujuan, yaitu apa yang ingin dicapai dan emosi; Perasaan yang dirasakan dan dinyatakan. 2. Questioner Kuesioner/Angket Questioner disebut pula angket atau self administrated questioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengirimkan suatu daftar pertanyaan kepada responden untuk diisi. Berdasarkan cara menyusun pertanyaan dalam teknik questioner ini dibagi menjadi dua Kuesioner terbuka Opene and Items Adalah suatu kuesioner dimana pertanyaan-pertanyaan yang dituliskan tidak disediakan jawaban pilihan sehingga responden dapat bebas/terbuka luas untuk menjawabnya sesuai dengan pendapat/pandangan dan pengetahuannya. Kelebihan kuesioner terbuka; 1 Menyusun pertanyaan sangat mudah, 2 Memberikan kebebasan kepada responden untuk menjawab dan mencurahkan isi hati dan pemikirannya. Kelemahan kusioner terbuka; 1 Untuk peneliti sangat sulit mengolah dan mengelompokkan jawaban karena sangat bervariasinya jawaban yang diberikan oleh responden, 2 Pengolahan jawaban memakan waktu yang lama, satu dan lain hal peneliti harus membaca satu persatu, 3 Untuk peneliti mungkin menimbulkan rasa bosan karena tulisannya sulit dibaca, kalimat tidak jelas dari jawaban yang diberikan oleh responden, 4 Rasa malas akan timbul pada responden yangtidak mempunyai banyak waktu luang untuk menjawab. Koesioner tertutup Closed and Items Adalah suatu kuesioner dimana pertanyaan-pertanyaan yang dituliskan telah disediakan jawaban pilihan, sehingga responden tinggal memilih salah satu dari jawaban yang telah disediakan. Kelebihan kuesioner tertutup; 1 Untuk peneliti, mudah mengolah jawaban yang masuk, 2 Untuk peneliti, waktu yang dimanfaatkan dalam pengelompokkan jawaban menjadi singkat karena dapat memanfaatkan bantuan enumerator, 3 Untuk responden, mudah memilih jawaban, 4 Untuk responden, dalam mengisi jawaban mmerlukan waktu singkat. Kelemahan kuestioner tertutup; 1 Untuk peneliti, dalam penyusunan pertanyaan perlu berhati-hati agar tidak ditafsirkan lain berarti ganda, 2 Untuk responden, kebebasan menjawab merasa dibatasi. 3. Interview Wawancara Wawancara adalah suatu tanya jawab secara tatap muka yang dilaksanakan oleh pewawancara dengan orang yang diwawancarai untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Esterberg 2002 mendefinisikan interview sebagai berikut âa meeting of two persons to exchange information and idea through question and responses, resulting in-communication and joint construction of meaning about a particular topicâ. Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam topik tertentu. Menurut Mishler 198682, ia mengungkapkan tentang wawancara lapangan adalah âThe field interview is a joint production of researcher and a member. Member are active participant whose insights, feelings, and cooperation are essential part of a discussion process that reveals subjective meanings. The interviewerâs presence and from of involvement how she or he listens, attends, encourages, interrupts, digresses, initiates topics, and terminates responses-is integral to the respondentâs accountâ. Wawancara lapangan adalah produksi bersama peneliti dan anggota. Anggota yang peserta aktif yang wawasan, perasaan, dan kerjasama merupakan bagian penting dari proses diskusi yang mengungkapkan makna subjektif. Kehadiran pewawancara dan dari keterlibatan bagaimana dia mendengarkan, menghadiri, mendorong, menyela, digresses, memulai topik, dan berakhir tanggapan-merupakan bagian integral akun responden. Macam-macam Interview/wawancara Esterberg 2002 mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu; Wawancara terstruktur structured interview; Wawancara semiterstruktur semistructure Interview; Wawancara tak berstruktur unstructured Interview. Langkah-langkah wawancara Lincoln dan Guba dalam Sanapiah Faisal, mengemukakan ada tujuh langkah dalam penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif, yaitu Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan. Menyimpan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan. Mengawali atau membuka alur wawancara. Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya. Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan. Mengidentifikasikan tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh. Isi wawancara Beberapa jenis yang dapat dinyatakan dalam wawancara adalah Pengalaman dan perbuatan responden, yaitu apa yang telah dikerjakannya atau yang lazim dikerjakannya. Pendapat, pandangan, tanggapan, tafsiran atau perkiraanya tentang sesuatu. Perasaan, respons emosional, apakah ia merasa cemas, takut, senang, gembira,curiga, jengkel dan sebagainya tentang sesuatu. Pengetahuan, fakta-fakta, apa yang diketahuinya tentang sesuatu. Penginderaan, apa yang dilihat, didengar, dirabah, dikecap atau diciumnya, diuraikan secara deskriptif. Latar belakang pendidikan, pekerjaan, daerah asal, tempat tinggal, keluarga dan sebagainya. Beberapa aspek di atas dipersiapkan agar dapat mengantisipasi kekosongan terhadap sesuatu yang hendak ditanyakan. Materi pertanyaan dapat melingkupidimensi waktu, seperti tentang apa-apa yang dikerjakan responden di masa lampau, sekarang dan akan datang. Dan pada intinya pertanyaan-pertanyaan yang dirumuskan harus berpedoman pada arah penelitian atau harus sesuai dengan tujuan penelitian. Alat-alat wawancara Buku catatan berfungsi untuk mencatat semua pembicaraan atau percakapan dengan sumber data, sekarang sudah banyak komputer-komputer kecil, notebook yang dapat digunakan untuk mencatat hasil pembicaraan. Tape recorder berfungsi untuk merekam semua percakapan atau pembicaraan. Penggunaan tape recorder dalam wawancara perlu memberi tahu kepada informan boleh atau tidak. Kamera untuk memotret kalau peneliti sedang melakukan pembicaraan dengan informan/sumber data. Dengan adanya foto-foto ini dapat meningkatkan keabsahan dan penelitian akan lebih terjamin, karena peneliti betul-betul melakukan pengumpulan data. 4. Document Dokumen Dokumen adalah merupakan catatan peristiwa yang telah dapat berbentuk tulisan, gambar, atau karya menumental dari seseorang yang berbentuk tulisan, misalnya catatan harian, sejarah kehidupan life histories, cerita, biografi, peraturan, yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa, film, video, CD, DVD, cassete, dan yang berbentuk karya misalnya karya seni, karya lukis, patung naskah, tulisan, prasasti dan lain sebagainya. Secara interpretatif dapat diartikan bahwa dokumen merupakan rekaman kejadian masa lalu yang ditulis atau dicetak, dapat merupakan catatan anekdotal, surat, buku harian dan dokumen-dokumen. Dokumen kantor termasuk lembaran internal, komunikasi bagi publik yang beragam, file siswa dan pegawai, diskripsi program dan data statistik pengajaran. Nasution menjelaskan bahwaâ ada sumber yang non manusia non human resources, antara lain adalah dokumen, foto dan bahan statistik. Dokumen digunakan dalam penelitian sebagai sumber data sekunder manakala dokumen tersebut memiliki nilai. Menurut Wang dan Soergel 1998, nilai kegunaan dokumen dapat dilihat dari beberapa hal sebagai berikut Evistemic values, yaitu suatu dokumen keberadaannya sangat berguna bagi pemenuhan kebutuhan akan pengetahuan atau informasi yang tidak/belum diketahui. Nilai evistemic merupakan prasyarat bagi semua dokumen. Functional values, yaitu suatu dokumen yang keberadaannya sangat berguna karena memberi konstribusi pada penelitian yang dilakukan. Dokumen akan berguna karena berisi teori, data pendukung empiris, atau metodologi. Conditional values, yaitu suatu dokumen sangat berguna apabila muncul beberapa kondisi atau syarat terpenuhi, atau terdapat dokumen lain yang dapat memperkuat dokumen tersebut. Social values, yaitu suatu dokumen keberadaannya sangat berguna dalam hubungan dengan kelompok atau individu. Seperti berhubungan dengan guru, tokoh masyarakat, kiyai, ulamaâ, atau tokoh lainnya. Jadi hasil penelitian dari observasi atau wawancara, akan dapat dipercaya kalau didukung oleh sejarah pribadi kehidupan dimasa kecil, di sekolah, di tempat kerja, di masyarakat, dan autobiografi. Hasil penelitian juga akan lebih kredibel apabila didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada. Selanjutnya perlu diperhatikan bahwa tidak semua dokumen memiliki kredibel yang tinggi, misalnya terdapat berbagai foto yang tidak mencerminkan aslinya, karena foto dibuat untuk kepentingan pula autoboigrafi yang di tulis untuk dirinya sendiri. Jenis-Jenis Data Berikut ini terdapat beberapa jenis-jenis data, terdiri atas 1. BERDASARKAN TIPE PENELITIAN Terdiri atas Data Kuantitatif Data kuantitatif adalah data yang dapat diinput ke dalam skala pengukuran statistik. Fakta dan fenomena dalam data ini tidak dinyatakan dalam bahasa alami, melainkan dalam numerik. Data Kualitatif Data kualitatif adalah data yang dapat mencakup hampir semua data non-numerik. Data ini dapat menggunakan kata-kata untuk menggambarkan fakta dan fenomena yang diamati. 2. BERDASARKAN SUMBER Terdiri atas Data Primer Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti sendiri atau dirinya sendiri. Ini adalah data yang belum pernah dikumpulkan sebelumnya, baik dengan cara tertentu atau pada periode waktu tertentu. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh orang lain, bukan peneliti itu sendiri. Data ini biasanya berasal dari penelitian lain yang dilakukan oleh lembaga-lembaga atau organisasi seperti BPS dan lain-lain. 3. BERDASARKAN CARA MEMPEROLEH Terdiri atas Data Observasional Data observasi adalah data yang ditangkap in situ. Data ini sekali jadi atau tidak bisa diulang, diciptakan atau diganti. Data Wawancara Data wawancara adalah data yang diperoleh melalui tanya-jawab antara peneliti dan informan. Data ini bisa divalidasi menggunakan triangulasi. Data Eksperimental Data eksperimental adalah data yang dikumpulkan dalam kondisi terkendali, in situ atau berbasis laboratorium dan harus bisa direproduksi. 4. BERDASARKAN FORMAT BERKAS Data Kuantitatif Contoh SPSS, SAS, Microsoft Ecel, XML dan lain-lain. Data Kualitatif Contoh Microsoft Word, Rich Text Format, HTML dan lain-lain. Prinsip-Prinsip Pengumpulan Data Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam proses pengumpulan data, yakni sebagai berikut Data-data yang digali atau dikumpulkan harus berdasarkan kondisi obyektif dari lokasi penelitian, jangan direka atau dikira-kira oleh pemikiran Alat pengumpul data atau instrumen penelitian harus relevan dengan tujuan penelitian. Oleh karena itu, instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian kuantitatif, harus melalui analisis try out uji coba instrumen. Pada umumnya, analisis uji coba instrumen, setidaknya menganalisis sisi validitas kesahihan dan reliabilitas. Sementara dalam penelitian kualitatif, kesahihan data lapangan sangat dipengaruhi oleh keterampilan peneliti dalam proses pengumpulan data. Oleh karena itu, terdapat perbedaan mendasar proses pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif dengan Pihak-pihak yang dihubungi atau disebut sampel penelitian untuk penelitian kuantitatif dan subyek penelitian untuk penelitian kualitatif harus relevan dengan apa yang hendak Prinsip kerahasiaan confidencial, dimana nama-nama sampel atau responden penelitian harus dijamin kerahasiaannya. Oleh karena itu, sebaiknya untuk mengidentifikasi identitas sampel, sebaiknya digunakan kodefikasi. Beberapa isu etis yang harus diperhatikan ketika mengumpulkan data antara lain Memperlakukan informasi yang diberikan responden dengan memegang prinsip kerahasiaan dan menjaga pribadi responden merupakan salah satu tanggung jawab penelitii Peneliti tidak boleh mengemukakan hal yang tidak benar mengenai sifat penelitian kepada subjek. Dengan demikian, peneliti harus menyampaikan tujuan dari penelitian kepada subjek dengan Informasi pribadi atau yang terlihat mencampuri sebaiknya tidak ditanyakan, dan jika hal tersebut mutlak diperlukan untuk penelitian, maka penyampaiannya harus diungkapkan dengan kepekaan yang tinggi kepada responden, dan memberikan alasan spesifik mengapa informasi tersebut dibutuhkan untuk kepentingan penelitian. Apapun sifat metode pengumpulan data, harga diri dan kehormatan subjek tidak boleh dilanggar Tidak boleh ada paksaan kepada orang untuk merespon survei dan responden yang tidak mau berpartisipasi tetap harus Dalam study lab, subjek harus diberitahukan sepenuhnya mengenai alasan eksperimen setelah mereka berpartisipasi dalam studi Subjek tidak boleh dihadapkan pada situasi yang mengancam mereka, baik secara fisik maupun Tidak boleh ada penyampaian yang salah atau distorsi dalam melaporkan data yang dikumpulkan selama study. Demikianlah pembahasan mengenai Teknik Pengumpulan Data â Pengertian, Proses, Jenis dan Prinsip semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya. Dikutip Dari Sumber Baca Juga Pasar Monopoli adalah 91 Contoh Konjungsi Temporal Spam adalah Elektabilitas adalah Preventif dan Represif Sektor Produksi adalah
menuliskan hasil pengamatan termasuk kegiatan pengumpulan data dengan cara